bursatourstranfer.com – Lebih dari 30 penumpang masih dinyatakan hilang setelah KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu malam (2/7/2025). Para keluarga korban kini menanti kepastian yang belum datang, sambil menunggu perkembangan evakuasi dan identifikasi. Posko informasi di Pelabuhan Ketapang jadi saksi haru dan harapan, di saat evakuasi masih berlangsung intensif.
Suasana Haru di Pelabuhan Ketapang
Sejak Kamis pagi, ruang tunggu Pelabuhan Ketapang dipenuhi keluarga dan kerabat korban, yang datang dari berbagai daerah untuk mencari kabar terakhir tentang nasib orang tercinta. Tangisan histeris dan pelukan cemas menjadi pemandangan umum, saat mereka menanyai petugas SAR dan petugas posko terkait identitas dan kondisi penumpang .
Para petugas posko, yang didirikan oleh ASDP bekerjasama dengan Balai Karantina, menyediakan informasi harian dan layanan kesehatan gratis bagi keluarga penumpang, karena mereka menunggu berjam-jam di pelabuhan tanpa kepastian.
Identifikasi korban juga dilakukan dalam ruangan tertutup, untuk menjaga privasi dan memastikan data akurat. Namun banyak yang akhirnya menunggu di trotoar, berharap ada kabar sampai evakuasi selesai.
Data Korban: 31 Selamat, 4 Tewas, 30 Masih Hilang
Menurut Basarnas, hingga Kamis pagi tercatat 31 penumpang selamat, sementara 4 jenazah telah ditemukan, dan sekitar 30 orang masih hilang. Kapal berangkat dari Ketapang pukul 22.56 WIB dan tenggelam sekitar 23.35 WIB—sekitar 39 menit setelah berlayar.
Selama evakuasi, ombak 2,5 meter dan arus deras menambah tantangan bagi tim SAR Basarnas dan unsur TNI/Polri . Belum ada detail lengkap identitas jenazah yang ditemukan karena proses verifikasi masih berlangsung oleh DVI Polri dan otoritas pelabuhan.
Posko Informasi dan Pelayanan Keluarga
PT ASDP Ketapang mendirikan Posko Informasi Gabungan untuk keluarga korban, yang dilengkapi fasilitas medis dari Balai Karantina. Di posko, keluarga bisa mengakses data manifest, melapor kehilangan, serta menghubungi petugas langsung via call center.
Selain itu, petugas medis siap memberikan pemeriksaan kesehatan hingga layanan psikologis sederhana, karena tekanan emosional membuat banyak keluarga kelelahan saat menunggu kabar korban.
Posko ini juga menjadi titik distribusi logistik, dari makanan ringan hingga minuman, serta tempat berlindung dari terik matahari atau hujan—menjamin keluarga punya akses dukungan extra selama evakuasi masih berlangsung.
Proses Evakuasi & Penanganan SAR
Basarnas bersama KSOP, TNI/Polri, dan ASDP menerjunkan kapal KN SAR, helikopter, serta tim bawah laut (BSG) untuk menemukan korban hilang. Evakuasi sempat terkendala cuaca ekstrem dengan gelombang mencapai 2,5 meter dan arus kencang yang membahayakan penyelam.
Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setiabudi, menyatakan kapal tenggelam dalam hitungan menit—sekitar pukul 00.22 WIB kapal mulai oleng dan terbalik, menambah urgensi proses SAR. Pencarian juga diperluas ke radius puluhan mil, meskipun ombak dan arus membuat kondisi penyelaman sulit.
Basarnas memperkirakan pencarian akan terus berjalan meski sebagian korban telah ditemukan, mengingat masih ada puluhan orang yang belum diketahui nasibnya.
Harapan Keluarga & Tanggapan Resmi
Keluarga korban berharap agar Basarnas dan aparat terus berusaha tanpa lelah sampai semua penumpang ditemukan. Mereka menuntut transparansi informasi agar tak ada keluarga yang mengalami dugaan kekeliruan data manifest.
Posko di Ketapang menjadi panggung aksi solidaritas—kulkas kecil berisi air minum dingin dan makanan ringan disediakan relawan, sumbangan dari masyarakat setempat sebagai bentuk empati spontan.
Sementara Pemerintah Pusat melalui Presiden dan Basarnas memberi instruksi agar operasi SAR dilakukan maksimal, serta pemerintah daerah menyiapkan bantuan kompensasi dan pelayanan psikologis untuk keluarga.
Keluarga korban kapal tenggelam di Selat Bali menanti kepastian, 30 penumpang masih hilang —ini bukan sekadar angka. Setiap nama adalah harapan yang hilang, tangisan yang mengharukan, dan doa yang tak pernah henti. Posko informasi di Ketapang tetap siaga, tim SAR terus bergerak walau ombak ganas. Kepastian dan keadilan untuk keluarga tetap jadi harapan utama.