bursatourstransfer.com – Musibah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali masih menyisakan duka mendalam. Hingga Kamis (3/7), enam jenazah korban tewas berhasil diidentifikasi dan proses pemulangan ke kampung halaman di Jawa Timur telah dimulai. Kisah pilu ini memberikan gambaran nyata betapa beratnya kehilangan bagi keluarga para penumpang. Berikut ulasan lengkap, dari evakuasi hingga pemulangan—serta perkembangan terkini dari tim SAR dan dukungan pihak berwenang.
Evakuasi & Identifikasi Korban
Tim SAR gabungan—melibatkan Basarnas, TNI AL, Polri, dan Polda Jatim—telah bekerja selama puluhan jam dalam kondisi cuaca dan gelombang tinggi mencapai 2,5 meter untuk menyisir lokasi tenggelamnya kapal Rabu malam. Dalam operasi tersebut, 29 penumpang berhasil diselamatkan, sedangkan enam orang lainnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
RSU Negara di Jembrana menjadi pusat evakuasi bagi jenazah. Jenazah sempat menjalani pemeriksaan luar oleh tim dokter dan Dokkes Polri untuk identifikasi resmi. Dua jenazah pertama tiba Kamis siang, dan dilanjutkan hingga sore, termasuk jenazah seorang balita berusia 3 tahun bersama ibunya, menambah duka keluarga di Banyuwangi.
Proses Pemulangan ke Jatim
Setelah proses identifikasi selesai, keenam jenazah dipulangkan ke Jawa Timur menggunakan 5 unit ambulans ASDP, dari RSU Negara menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Di Ketapang, jenazah diserahkan ke keluarga masing-masing—beberapa keluarga datang langsung ke rumah sakit, sementara lainnya menjemput di pelabuhan.
Pemulangan ini dilakukan secara khidmat dan terkoordinasi, termasuk jenazah ibu dan anak menggunakan ambulans bersama. Langkah ini menjadi momen haru, menggambarkan duka mendalam sekaligus rasa lega keluarga mendapat kepastian identitas.
Identitas & Kisah Korban
Dalam keenam jenazah teridentifikasi terdapat nama-nama seperti:
-
Elok Rumantini (34), Banyuwangi
-
Afnan Aqiel Mustafa (3), balita dari Desa Tampo, bersama ibunya Fitri April Lestari (33)
-
Anang Suryono (59), Eko Sastriyo (51), dan Cahyani (45) — semuanya warga Jawa Timur
Kisah ibu dan anak yang ditemukan berdekatan di laut menimbulkan jurai air mata drama kemanusiaan. Direktur RSU Negara, dr. Ni Putu Eka Indrawati, menyatakan bahwa kedekatan fisik saat evakuasi turut menjadi momen haru di lokasi.
Dukungan Warga & TNI‑Polri
Polda Jawa Timur mengerahkan 6 kapal Polairud, helikopter, dan drone bawah laut di bawah pengawasan Kapolda Irjen Nanang Avianto—semua terkait operasi pencarian korban tenggelam ([turn0search3],[turn0search11]). Polres Banyuwangi juga turun tangan memperkuat pos SAR di Ketapang, sambil melakukan koordinasi dengan Basarnas dan TNI AL.
Presiden Prabowo Subianto, meski sedang berada di Arab Saudi, langsung menginstruksikan prioritas terhadap penyelamatan dan evakuasi korban melalui Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Di tingkat provinsi, Gubernur Jatim Khofifah menyampaikan bela sungkawa dan mengerahkan BPBD untuk membantu layanan keluarga korban.
Dampak Kemanusiaan & Tindakan Lanjutan
Kejadian ini menimbulkan trauma mendalam bagi keluarga korban yang menunggu kabar selama bertahan di pos SAR Ketapang. Juga berdampak pada komunitas di Banyuwangi dan Jembrana yang merasa kehilangan sekaligus terdorong untuk saling bergotong royong saat evakuasi berlangsung.
Kemnaker dan Disnaker setempat diminta mendata korban yang tergolong pekerja atau nelayan, untuk memberi santunan dan dukungan psikologis kepada keluarga. Ke depan, pihak berwenang berencana memperketat inspeksi teknis kapal khususnya pada pengecekan mesin dan sistem kelistrikan agar tragedi serupa tak terulang.
Proses pemulangan 6 korban KMP Tunu Pratama Jaya ke Jawa Timur adalah momen penuh haru dan empati tinggi. Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan transportasi laut, kecepatan respons SAR, dan dukungan komprehensif bagi keluarga korban. Semoga kejadian ini memicu perbaikan regulasi, dan keluarga yang ditinggal dapat diberi ketabahan dan bantuan penuh.