◆ Asal-Usul dan Perkembangan Gaya Athleisure
Gaya Athleisure adalah tren fashion yang menggabungkan pakaian olahraga (athletic) dengan busana kasual (leisure) sehingga bisa dipakai di luar kegiatan olahraga. Tren ini mulai populer di Amerika Serikat pada awal 2010-an, ketika merek seperti Lululemon, Nike, dan Adidas memperkenalkan koleksi pakaian olahraga yang stylish untuk dipakai sehari-hari.
Seiring waktu, gaya ini menyebar ke seluruh dunia, termasuk Asia dan Indonesia. Pandemi COVID-19 mempercepat popularitas athleisure karena orang lebih sering bekerja dari rumah dan mencari pakaian yang nyaman sekaligus tetap terlihat rapi saat meeting online.
Tahun 2025, athleisure bukan lagi tren sementara, tapi telah menjadi bagian utama dari wardrobe anak muda, terutama Gen Z. Mereka menganggap gaya ini praktis, fungsional, dan bisa merepresentasikan gaya hidup aktif sekaligus santai.
◆ Ciri Khas Gaya Athleisure yang Digemari Gen Z
Ada beberapa elemen utama Gaya Athleisure yang membuatnya disukai Gen Z. Pertama, siluet longgar dan fleksibel yang memberi kenyamanan maksimal. Pakaian seperti jogger pants, hoodie oversized, crop hoodie, biker shorts, dan sports bra menjadi item kunci.
Kedua, penggunaan bahan elastis, ringan, dan breathable yang membuat pakaian nyaman dipakai sepanjang hari. Banyak brand kini memakai teknologi kain quick-dry, anti-bakteri, dan anti-UV untuk menambah fungsionalitas.
Ketiga, desain minimalis tapi stylish. Warna netral seperti hitam, abu, krem, dan earth tone mendominasi, dipadukan aksen logo kecil atau garis sporty. Gen Z menyukai estetika clean look yang cocok dipakai ke kampus, gym, hingga hangout.
◆ Alasan Athleisure Menjadi Gaya Favorit Gen Z
Popularitas Gaya Athleisure di kalangan Gen Z tidak lepas dari perubahan gaya hidup mereka. Generasi ini tumbuh di era serba cepat dan multitasking, sehingga butuh pakaian serbaguna yang bisa dipakai di berbagai kesempatan tanpa ganti baju.
Athleisure juga mencerminkan nilai keseimbangan hidup yang dipegang Gen Z: sehat secara fisik tapi juga stylish secara penampilan. Mereka ingin terlihat sporty, aktif, dan produktif, sekaligus santai dan nyaman.
Selain itu, media sosial punya peran besar. Banyak influencer dan idol K-pop mempopulerkan gaya athleisure, membuatnya jadi simbol status gaya hidup modern. Postingan OOTD gym-to-street banyak menjadi inspirasi fesyen Gen Z di Indonesia.
◆ Perkembangan Athleisure di Indonesia
Di Indonesia, Gaya Athleisure berkembang pesat dalam dua tahun terakhir. Banyak brand lokal yang merilis koleksi athleisure, seperti jogger pants berbahan jersey ringan, crop hoodie dengan desain minimalis, hingga sneakers slip-on kasual.
Mall besar di Jakarta, Bandung, dan Surabaya kini punya zona khusus sport fashion karena permintaan tinggi dari konsumen muda. E-commerce seperti Tokopedia dan Shopee juga mencatat lonjakan penjualan produk athleisure sejak 2023.
Selain brand besar, UMKM fesyen juga banyak yang mengadopsi konsep athleisure, memadukan motif etnik lokal dengan potongan sporty agar tampak unik dan berbeda dari produk luar negeri.
◆ Dampak Positif Athleisure terhadap Industri Fashion Lokal
Tren Gaya Athleisure membawa peluang besar bagi industri mode lokal. Produksi pakaian athleisure relatif lebih sederhana dibanding busana formal, sehingga cocok untuk skala kecil-menengah. Banyak penjahit rumahan kini beralih memproduksi setelan jogging, hoodie, dan legging karena permintaan tinggi.
Athleisure juga mendorong inovasi bahan kain lokal. Beberapa pabrik tekstil mulai memproduksi kain jersey stretch dan katun breathable berkualitas tinggi agar tidak kalah dari produk impor.
Selain itu, popularitas athleisure membantu menciptakan citra baru bagi produk fesyen lokal yang selama ini dianggap ketinggalan zaman. Brand lokal mulai identik dengan desain modern, minimalis, dan fungsional — sesuai selera Gen Z.
◆ Tantangan dalam Tren Athleisure
Meski populer, Gaya Athleisure juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah risiko kejenuhan tren. Karena sangat dominan, banyak pengamat fesyen khawatir pasar akan jenuh jika tidak ada inovasi desain baru.
Selain itu, produksi athleisure berbahan sintetis bisa menimbulkan limbah mikroplastik jika tidak dikelola baik. Ini mendorong brand untuk mulai beralih ke bahan daur ulang atau campuran organik agar lebih ramah lingkungan.
Tantangan lainnya adalah menjaga keseimbangan antara kenyamanan dan kesopanan berpakaian dalam konteks budaya Indonesia yang cenderung konservatif. Banyak brand lokal menyiasatinya dengan membuat potongan lebih longgar atau layering agar tetap sesuai norma.
◆ Masa Depan Athleisure di Dunia Fashion Indonesia
Melihat tren 2025, Gaya Athleisure diprediksi akan terus bertahan dalam jangka panjang. Banyak perancang mulai bereksperimen mencampur elemen athleisure dengan busana semi-formal agar bisa dipakai ke kantor, acara resmi, atau kampus.
Ke depan, athleisure juga akan semakin berfokus pada keberlanjutan (sustainable). Brand-brand lokal mulai mengembangkan kain daur ulang dan proses produksi ramah lingkungan agar tidak tertinggal dari tren global.
Dengan daya tariknya yang menyatukan kenyamanan, gaya, dan fungsionalitas, athleisure kemungkinan besar akan menjadi bagian permanen dari gaya hidup anak muda Indonesia selama beberapa tahun ke depan.
🏁 Penutup
◆ Kesimpulan
Gaya Athleisure telah menjadi simbol gaya hidup aktif, modern, dan praktis di kalangan Gen Z Indonesia. Mereka memilih pakaian yang tidak hanya stylish tapi juga nyaman dipakai sepanjang hari untuk berbagai aktivitas.
Tren ini membawa peluang besar bagi industri fesyen lokal untuk berinovasi dan bersaing di pasar global, sekaligus menunjukkan bahwa kenyamanan dan gaya bisa berjalan seiring dalam dunia fashion masa kini.