bursatourtransfer.com – Banjir parah melanda wilayah Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, dengan ketinggian air mencapai sekitar 1,7 hingga 2 meter. Di tengah kondisi darurat ini, polisi bahkan sampai mengevakuasi balita menggunakan ember—sebuah momen yang viral dan mengundang simpati publik. Lapisan ini jadi bukti kalau mitigasi bencana harus makin tanggap dan terintegrasi.
Tingginya Genangan dan Akses Tersendat
Ketinggian air di Kebon Pala menembus efek ekstrem, mencapai 1,7 meter bahkan hingga 3,5 meter di beberapa titik bantaran sungai
Menurut Ketua RT, akses jalan untuk evakuasi hanya bisa lewat perahu atau jalan kaki bahkan berenang, karena sebagian besar jalan tertutup total.
Warga yang terbiasa dengan banjir besar – terakhir parah pada 2007 – harus kembali gelisah ketika luapan sungai Ciliwung mendapatkan kiriman air dari Bogor serta hujan deras yang tak terkira.
Polisi Evakuasi Balita Pakai Ember, Lansia Prioritas
Polisi dan BPBD turun tangan langsung untuk bantu evakuasi balita dan lansia. Salah satu adegan mengharukan adalah polisi membawa balita via ember untuk melawan arus deras.
Selain itu, lansia dan anak-anak menjadi prioritas, dengan tim gabungan memakai tandu, pelampung, dan perahu karet.
Direktorat Samapta Polda Metro Jaya, BPBD DKI, dan Brimob Polda Metro Jaya sempat mengevakuasi lebih dari 193 orang dewasa, 42 balita, dan lansia ke lokasi evakuasi seperti SDN 02 Kampung Melayu dan Masjid setempat.
Pengungsi, Posko & Kondisi Warga
Total 193 orang dewasa, 42 balita, dan puluhan lansia telah dipindahkan ke pos pengungsian di SDN 02 dan Masjid Jami Ittihaadul Ikhwan.
Wali Kota Jaktim dan BPBD menyiapkan bantuan logistik hingga obat-obatan sebagai respons awal.
Meski begitu, banyak warga lebih memilih bertahan di lantai atas rumah karena sudah terbiasa menghadapi banjir, hanya akan mengungsi saat air sudah menyentuh atap.
Penyebab dan Pola Banjir Kiriman
Banjir besar ini terjadi karena dua faktor utama: kiriman air dari Bendungan Katulampa (Bogor) serta hujan ekstrem di daerah hulu. Ketinggian muka air Katulampa hingga status siaga 3 menyebabkan luapan mengalir ke bantaran kali, termasuk Kebon Pala. Sistem drainase yang belum optimal dan sedimentasi sungai makin memperparah kondisi genangan, khususnya di kawasan permukiman padat.
Dampak Sosial dan Ekonomi Lokal
Banyak akses transportasi terganggu: jalan rusak dan layanan publik lumpuh, membuat resiko elektrocut dan macet parah mengancam keselamatan warga.
Pengungsi kehilangan mata pencaharian sementara, sedangkan bisnis lokal dan belanja harian terkendala.
Keamanan juga menjadi prioritas, sehingga polisi patroli dan lakukan imbauan terkait matikan aliran listrik untuk antisipasi tersengat.
Respon Masyarakat & Masukan Warganet
Di Reddit, sejumlah pengguna menyebut banjir kali ini tanda pentingnya pengelolaan waduk dan drainase:
“Mudahlah buat evakuasi pake ember, tapi ini nunjukin sistem kita rapuh”.
Komentar lain menyoroti potensi relokasi rusun dan pendekatan realistis dari pejabat:
“tempo hari liat video Rano Karno ngobrol sama emak2 soal relokasi, emg oke komunikasinya”.
Langkah Mitigasi Jangka Panjang
Evaluasi sistem drainase dan percepatan pengerukan waduk/kali kini menjadi prioritas. Drainase Ria Rio, Waduk Pluit dan sodetan Ciliwung harus rutin dikelola.
Implementasi sistem peringatan dini dan sosialisasi kesiapsiagaan warga soal banjir dan resapan air jadi hal penting selanjutnya.
Pemerintah, bersama masyarakat, diharapkan terus membangun kolaborasi preventif—mulai dari got bersih sampai pembangunan retensi air dan penghijauan kawasan.
Banjir 1,7 meter di Kebon Pala Jaktim menyoroti kerentanan sistem infrastruktur dan kesiapsiagaan bencana Jakarta. Evakuasi pakai ember untuk balita adalah simbol krisis sekaligus tanggung jawab bersama.