Karier Abdul Rahman Saleh: Dari Wartawan ke Puncak Korps Adhyaksa
bursatourstransfer.com – Abdul Rahman Saleh atau biasa dipanggil Arman lahir pada 1 April 1941 di Pekalongan. Pendidikan hukumnya ditempuh di UGM dan UI, di mana ia menyelesaikan S1, S2, dan S3 bidang hukum.
Karier profesionalnya dimulai sebagai wartawan, lalu beralih menjadi advokat dan Direktur LBH Jakarta. Ia juga pernah menjadi penyusun hukum sebagai dosen serta arbiter. Prestasinya di dunia peradilan semakin menonjol saat diangkat menjadi Hakim Agung periode 1999–2004. Pada 2004, ia dipercaya Presiden SBY sebagai Jaksa Agung RI periode 2005–2007. Setelah pamit dari Kejaksaan, kariernya berlanjut sebagai Duta Besar RI untuk Denmark (2008–2011) . Ini menunjukkan polifungsi kepemimpinannya di ranah hukum, pendidikan, dan diplomasi.
Sosok Berintegritas dan Teladan yang Tak Pernah Pudar
Rekam jejak Abdul Rahman Saleh dikenal luas sebagai figur bersih, idealis, dan intelektual. TM Luthfi Yazid, Ketua DePA-RI, menyebutnya panutan sejati karena integritas dan kesederhanaannya. Yusril Ihza Mahendra menambahkan bahwa ia adalah “orang baik, lemah lembut, dan penuh kasih”, yang membuatnya dihormati oleh banyak pihak . Statusnya sebagai tokoh multigenerasi—wartawan, akademisi, hakim, jaksa, diplomat—mengukuhkan reputasinya sebagai persona mitis dalam sejarah hukum Indonesia. Selama hidup, ia tak pernah meninggalkan karakter kesederhanaan. Menurut rekan-rekannya, ia tetap hidup sederhana meskipun jabatan dan prestasinya sangat tinggi.
Detik-detik Meninggal dan Jenazah di Rumah Duka
Pada Jumat, 4 Juli 2025, pukul 13.05 WIB, Abdul Rahman Saleh menutup usia di RS Mayapada Kuningan, Jakarta Selatan, pada usia 84 tahun. Kabar wafatnya disampaikan oleh Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar dan dikonfirmasi TM Luthfi Yazid. Jenazah dibawa ke rumah duka di Jalan Pejaten Raya No. 69, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan telah menerima pelayat dari kolega hukum, pejabat, serta pengacara LBH Jakarta.
Lantunan Doa & Simpati dari Seantero Dunia Hukum
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Jaksa Agung ST Burhanuddin, serta mantan pengacara dan dewan advokat hadir memberikan penghormatan melalui karangan bunga doa di rumah duka. Yusril Ihza Mahendra hadir melayat, menyampaikan simpatinya dan doanya agar amal almarhum diterima di sisi Tuhan. Rekan hukum seperti dari LBH Jakarta juga menyatakan kehilangan tokoh yang memberi inspirasi besar serta memperjuangkan keadilan sosial lawan kompleksitas hukum
Jejak Panjang dan Warisan Hukum untuk Indonesia
Jejak panjang Abdul Rahman Saleh mencakup peran signifikan di Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung, serta institusi demokrasi seperti KPU dan jabatan diplomat.
Sebagai jaksa agung, ia memperkuat citra Kejaksaan melalui penegakan hukum yang bersih, tidak kompromi, dan penuh integritas.
Warisan ini menunjukkan bahwa hukum tidak hanya soal jalur karier, tapi nilai moral sebagai tumpuan kepercayaan publik terhadap keadilan.
Modernisasi peradilan dan pemberantasan korupsi pun mendapatkan nilai historis berkat kepemimpinannya yang konsisten menjunjung prinsip hukum secara objektif dan adil.
Berita duka atas mantan jaksa agung Abdul Rahman Saleh tutup usia menandai berakhirnya salah satu bab terbaik dalam sejarah hukum Indonesia: figur intelektual, bersih, dan berintegritas.