bursatourstransfer.com – Sudah lima tahun sejak implementasi IA‑CEPA (Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) pada 5 Juli 2020. Perjanjian ini dirayakan sebagai tonggak transformasi hubungan bilateral: dari perdagangan barang & jasa hingga investasi dan mobilitas manusia. Artikel ini membahas pencapaian IA‑CEPA selama lima tahun terakhir, dari lonjakan volume perdagangan, penghapusan tarif, hingga kerja sama strategis di sektor pendidikan, mineral kritis, dan pertahanan. Jangan lewatkan juga evaluasi pemerintah dan arah masa depan kemitraan ini.
Lonjakan Perdagangan dan Keuntungan Ekonomi
Sejak diberlakukan pada Juli 2020, nilai perdagangan barang dan jasa antar kedua negara melesat dari AUD 17,7 miliar (2019) menjadi AUD 35,4 miliar (2024) — lonjakan dua kali lipat.
Indonesia kini mencatat surplus AUD 3,13 miliar terhadap Australia, menandai neraca dagang yang kian kuat . Kunci utamanya: penghapusan tarif impor Australia ke Indonesia, termasuk aturan asal ketat untuk kendaraan listrik yang sangat mendukung impor bahan baku EV.
Kinerja ini dianggap sebagai masa keemasan antara kedua mitra. Australia memasok komoditas kritis seperti gandum, batubara, serta bijih besi yang dipadukan dengan keahlian Indonesia, misalnya dalam industri mi instan yang menyatukan gandum AU dan produksi lokal.
Tarik Tempo dan Investasi Australia
Perjanjian ini menghapus lebih dari 99% tarif impor barang Australia ke Indonesia dan menghapus tarif impor Indonesia ke Australia. Langkah ini memberikan kepastian bagi investor dan eksportir dan membuka akses pasar Australia terhadap produk Indonesia, seperti elektronik, otomotif, tekstil dan perikanan.
Beberapa sektor investasi tumbuh pesat – terutama dalam pendidikan tinggi, layanan kesehatan, telekomunikasi, logistik, serta sektor pariwisata. Cakupan akses lebih besar ini bicara peluang bagi universitas dan lembaga pelatihan Australia untuk menancapkan operasi di Indonesia.
Dukungan finansial, seperti Fasilitas Pembiayaan Investasi Australia untuk Asia Tenggara senilai AUD 2 miliar, turut menguatkan iklim investasi hijau dan infrastruktur di Indonesia.
Mobilitas Tenaga & Pendidikan VET
IA‑CEPA juga memperluas visa pelatihan dan kerja (working holiday) bagi warga Indonesia: dari 1.000 menjadi 4.100 dan direncanakan naik ke 5.000 per tahun. Ini membuka peluang luar biasa bagi tenaga kerja muda memperoleh keterampilan internasional.
Kerjasama VET (Vocational Education Training) juga diperkuat, memfasilitasi penukaran pelajar vokasi dan profesional terampil untuk mendukung industri kunci Indonesia.
Program katalis IA‑CEPA —yang juga didukung AP$40 juta untuk lima tahun —menjadi jembatan praktis bagi UKM dan pelaku usaha kecil mengakses pasar Australia dan mengembangkan kompetensi perdagangannya.
Evaluasi & Arah Kolaborasi Lima Tahun ke Depan
Pemerintah Indonesia, lewat Menko Airlangga, menetapkan evaluasi strategis lima tahunan IA‑CEPA—fokus pada peluang baru seperti kerja sama di mineral kritis (lithium & mangan) untuk pengembangan kendaraan listrik.
Di tingkat diplomasi, Menlu RI Sugiono dan Menlu AU Penny Wong sepakat menyusun ulang rencana aksi Kemitraan Strategis Komprehensif 2025–2029, memperluas sektor prioritas: dari pertahanan, keamanan, teknologi hijau, hingga ketahanan pangan.
Inisiatif strategis seperti KINETIK (kemitraan iklim dan infrastruktur) dan Prospera (energi bersih dan digitalisasi) juga digulirkan untuk memperkuat basis ekonomi hijau kedua negara.
Penguatan Diplomasi & Keamanan
Kunjungan PM Australia Albanese ke Jakarta (Mei 2025) menegaskan komitmen penguatan hubungan bilateral. Di antaranya dukungan Australia bagi upaya Indonesia masuk OECD dan CPTPP.
Kesepakatan keamanan seperti Defence Cooperation Agreement tahun 2024 juga masuk dalam spektrum ekonomi strategis, mendukung kolaborasi teknologi pertahanan dan joint training.
Setelah lima tahun kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Australia, IA‑CEPA telah terbukti menggandakan perdagangan, memangkas tarif, dan memperdalam hubungan investasi, pendidikan, serta keamanan. Dengan evaluasi strategis dan perkuatan kerja sama di bidang mineral, energi hijau, dan pertahanan, masa depan kemitraan ini semakin cerah. Ini bukan sekadar perjanjian dagang—tapi fondasi kemitraan regional yang dibangun untuk generasi mendatang.